Senin, 10 Oktober 2016

KELEBIHAN BERPUASA HARI ASYURA (10 MUHARRAM)



Dalam bulan Muharram hari yang paling bertuah ialah hari ke-10 atau lebih dikenali dengan nama Hari Asyura'. Pada hari tersebut kita disunatkan berpuasa.

Malah dalam mazhab Imam Hanafi puasa hari ke-10 dalam bulan Muharram ini adalah satu-satunya fardhu puasa yang pertama sebelum difardhukan puasa bulan Ramadhan.

Hadith daripada Aisyah: "Sesiapa ingin berpuasa (sunat 10 Muharram) maka bolehlah dia berpuasa. Dan sesiapa yang tak ingin berpuasa maka boleh dia tinggalkan". Hadith riwayat Bukhari dan Muslim.

Malah dalam sebuah hadith riwayat Muslim Nabi berpuasa pada 10 Muharram kerana pada hari tersebut diselamatkan Nabi Musa a.s daripada lemas dan juga daripada buruan Firaun.

KELEBIHAN PUASA ASYURA'

Baginda bersabda: "Berpuasa sunat pada 10 Muharram akan menghapuskan dosa setahun sebelumnya". Riwayat Muslim.
Dari Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah S.A.W bersabda : " Sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka Allah S.W.T akan memberi kepadanya pahala 10,000 malaikat dan sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka akan diberi pahala 10,000 orang berhaji dan berumrah, dan 10,000 pahala orang mati syahid, dan barang siapa yang mengusap kepala anak-anak yatim pada hari tersebut maka Allah S.W.T akan menaikkan dengan setiap rambut satu darjat. Dan sesiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin pada hari Aasyura, maka seolah-olah dia memberi makan pada seluruh ummat Rasulullah S.A.W yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka." 

Lalu para sahabat bertanya Rasulullah S.A.W : " Ya Rasulullah S.A.W, adakah Allah telah melebihkan hari Aasyura daripada hari-hari lain?". Maka berkata Rasulullah S.A.W : " Ya, memang benar, Allah Taala menjadikan langit dan bumi pada hari Aasyura, menjadikan laut pada hari Aasyura, menjadikan bukit-bukit pada hari Aasyura, menjadikan Nabi Adam dan juga Hawa pada hari Aasyura, lahirnya Nabi Ibrahim juga pada hari Aasyura, dan Allah S.W.T menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api juga pada hari Aasyura, Allah S.W.T menenggelamkan Fir'aun pada hari Aasyura, menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub a.s pada hari Aasyura, Allah S.W.T menerima taubat Nabi Adam pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengampunkan dosa Nabi Daud pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman juga pada hari Aasyura, dan akan terjadi hari kiamat itu juga pada hari Aasyura !".


BEZAKAN PUASA DENGAN ORANG YAHUDI

Oleh kerana orang Yahudi juga berpuasa pada 10 Muharram maka disunatkan umat Islam berpuasa sejak 9 Muharram lagi bagi membezakan dengan puasa orang Yahudi. Hadith ini dikhabarkan oleh Ibnu Abbas dalam sebuah hadith riwayat Muslim dan Abu Daud.

Atau kalau tidak dapat dikerjakan pada 9 Muharram maka boleh juga digandingkan 10 Muharram dengan 11 Muharram.



SEJARAH 10 MUHARRAM

Imam al-Ghazali menyebut dalam kitabnya Mukha syafatul Qulub bahawa pada tarikh tersebut:

(1) Terbunuhnya Sayyidina Hussain (cucu Nabi) di Karbala'.
(2) Diterima taubat Nabi Adam a.s.
(3) Dicipta Adam a.s.
(4) Dimasukkan Adam a.s ke dalam syurga.
(5) Dicipta arasy, Kursi, langit, matahari, bulan, bintang-bintang.
(6) Dilahirkan Nabi Ibrahim a.s.
(7) Selamat Nabi Ibrahin daripada api Namrud.
(8) Selamat Musa dan pengikutnya.
(9) Lemas Firaun.
(10) Dilahirkan Nabi Isa a.s.
(11) Diangkat Nabi Isa kelangit.
(12) Diangkat Nabi Idris ke langit.
(13) Mendaratnya kapal Nabi Nuh dengan selamat di atas bukit Judy.
(14) Nabi Sulaiman diberi kerajaan yang besar.
(15) Dikeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan Nun.
(16) Nabi Ya'kub dapat melihat kembali selepas daripada menjadi buta.
(17) Dikeluarkan Nabi Yusuf daripada telaga buta.
(18) Disembuhkan Nabi Ayyub daripada penyakitnya.
(19) Hujan yang pertama turun dari langit kebumi.

Minggu, 09 Oktober 2016

Cara Belajar yang Baik di Rumah

Cara belajar yang baik di rumah – Kali ini admin akan berbagi cara sederhana bagaimana belajar yang baik di rumah. 

Memahami cara belajar yang baik  menjadi langkah awal yang baik bagi siswa untuk meraih hasil belajar secara optimal.

Namun kenyataannya masih banyak siswa yang belum menguasai bagaimana seharusnya kiat belajar yang baik di rumah. Mereka masih melakukan kebiasaan belajar yang keliru. 

Tentu saja kebiasaan ini akan merugikan diri sendiri meskipun tidak terasa secara langsung dan dalam waktu yang cepat.

Berikut akan disajikan cara belajar yang baik di rumah:

cara,belajar,rumah

1.Merapikan tempat belajar

Jika siswa belajar di kamar tidur, maka tempat tidur maupun meja belajar harus dirapikan agar menimbulkan kegairahan untuk belajar. Buku-buku ditata dengan rapi di atas meja atau pada rak buku yang ada di kamar tidur.

2.Menyingkirkan yang mengganggu konsentrasi

Biasanya yang sering merusak konsentrasi belajar di rumah adalah alat komunikasi. Sebaiknya dinon-aktifkan terlebih dulu. Namanya anak sekolah, pasti ada-ada saja pesan atau call masuk dari teman. Penonaktifan ini hanya selama beberapa waktu saja. Jika usai belajar sudah bisa dibuka kembali.

3.Menyediakan alat tulis yang diperlukan

Tidak hanya di sekolah, di rumah juga perlu disediakan alat tulis yang lengkap seperti pena, penghapus, pensil, mistar dan kertas buram untuk coretan. Konsentrasi belajar akan buyar jika membutuhkan beberapa alat tersebut namun tidak ditemukan di tempatnya. Misalnya butuh pensil dan kertas buram sehingga perlu pula dicari terlebih dulu sehingga membuang waktu beberapa lamanya.

4.Mengatur waktu yang tepat

Waktu belajar yang baik di rumah tergantung pada masing-masing siswa. Ada siswa yang suka mengulang pelajaran di rumah selesai magrib dan makan malam. Itu boleh-boleh saja. Namun waktu yang bagus untuk mengulang pelajaran adalah subuh. 

Bangun tidur segera shalat subuh kemudian belajar. Waktu-waktu seperti ini biasanya belum banyak gangguan, begitu pula fikiran dan tubuh masih segar.

5.Jangan sampai larut malam

Sebaiknya kalau belajar jangan sampai larut malam. Ini kebiasaan siswa yang sulit untuk merubahnya. Kalau ada ujian belajarnya mati-matian sampai tengah malam. Ini justru akan menguras energy tubuh maupun fikiran siswa. Belajar tidak perlu berlama-lama namun yang penting frekuensinya. Belajar 3 kali dalam 1 jam lebih baik dari 1 kali dalam 3 jam.

6.Sediakan makanan dan minuman ringan

Belajar sudah pasti membutuhkan energi tubuh dan otak. Tidak mungkin konsentrasi belajar dalam keadaan perut lapar atau rasa haus. Tidak ada salahnya sekali-sekali disediakan juga makanan dan minuman ringan ketika belajar di kamar.

Semoga uraian cara belajar yang baik di rumah bermanfaat dan menambah wawasan siswa maupun orang tua yang sedang membantu anak belajar di rumah. Terima kasih.

Teknik Dasar Sepak Bola (Singkat & Lengkap)

Teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain sepakbola, yiatu:
  1. Menendang (kicking): mengumpan dan menembak ke arah gawang
  2. Menggiring (dribbling): mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, menghambat permainan
  3. Mengontrol/Menghentikan Bola (stoping): menghalau bola yang terlalu kuat ditendang
  4. Menyundul (heading): menerima umpan bola yang melayang dari atas
  5. Merampas (tacling): mengambil/merampas bola dari lawan
  6. Lemparan Kedalam (trow – in): Melempar kedalam ketika bola keluar lapangan
  7. dan Menjaga Gawang (Goal Keeping): Mempertahankan gawang agar tidak kemasukan
Dibawah ini Yuksinau.com jelaskan tentang latihan teknik dasar menendang, menggiring, dan menghentikan bola. Yang bisa kamu gunakan untuk meningkatkan kemampuan teknik bermain sepak bola.

I. Latihan Menendang Bola

teknik dasar menendang bola >

A. Menendang bola dengan kaki bagian dalam
Pelaksanaan teknik:
  1. Awalan kaki lurus dengan bola.
  2. Kaki depan berada disamping bola sebagai kaki tumpu.
  3. Lutut sedikit di tekuk.
  4. Kaki sepak diputar keluar pada pangkal pahanya sehingga kaki sepak membentuk sudut 90ยบ dengan kaki tumpu.
  5. Bagian kaki yang kontak dengan bola adalah pergelangan kaki (engkel) bagian dalam.
  6. Bola disepak tepat pada titik nya.
B. Menendang bola dengan kaki bagian luar
Pelaksanaan teknik dasar sepak bola ini:
  1. Awalan kaki lurus dengan bola.
  2. Kaki depan berada disamping bola sebagai kaki tumpu.
  3. Jari-jari kaki menghadap ke depan dengan lutut sedikit ditekuk.
  4. Pergelangan kaki sepak ditekuk ke bawah dan diputar ke dalam.
  5. Ayunkan kakibelakang ke depan mengenai bola dengan arah menyilang kaki tumpu.
  6. Perkenaan pada kaki bagian luar.
  7. Sumber pergerakkan pada pangkal paha.
C. Menendang bola dengan punggung kaki (kura-kura kaki)
Pelaksanaan teknik:
  1. Awalan kaki lurus dengan bola.
  2. Kaki depan berada disamping bola sebagai kaki tumpu.
  3. Lutut sedikit di tekuk.
  4. Pergelangan kaki sepak ditekuk ke bawah sehingga punggung kaki menghadap ke bola.
  5. Selanjutnya lutut ditekuk dalam-dalam sehingga berada di atas bola..
  6. Sumber gerakan pada pangkal paha.

II. LATIHAN MENGGIRING BOLA

center;"> teknik dasar menggiring bola

A. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam
Pelaksanaan teknik dasar sepak bola ini:
  1. Sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan ke depan.
  2. Kedua tangan agak terlentang dan rileks.
  3. Pergelangan kaki diputar keluar dan dikunci.
  4. Dorong bola dengan kaki bagian dalam ke arah depan dengan posisi kaki agak terangkat dari tanah.
  5. Tumpuan berat badannya pada kai yang satunya (yang tidak digunakan untuk menggiring bola).
B. Menggiring bola dengan kaki bagian luar
Pelaksanaan teknik:
  1. Sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan ke depan.
  2. Kedua tangan agak terlentang dan rileks.
  3. Pergelangan kaki diputar keluar dan dkunci.
  4. Dorong bola dengan kaki bagian luar ke arah depan dengan posisi kaki agak terangkat dari tanah.
  5. Tumpuan berat badannya pada kai yang satunya (yang tidak digunakan untuk menggiring bola).
C. Menggiring bola dengan punggung kaki
Pelaksanaan teknik:
  1. Sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan ke depan.
  2. Kedua tangan agak terlentang dan rileks.
  3. Bola didorong ke depan dengan punggung kaki.
  4. Ujung kaki yang menyentuh bola menghadap ke tanah.
  5. Tumpuan berat badannya pada kaki yang satunya (yang tidak digunakan untuk menggiring bola).

III. LATIHAN MENAHAN BOLA

teknik dasar menghentikan bola

A. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam
Pelaksanaan teknik:
  1. Kaki tumpu mengarah ke arah datangnya bola dan ditekuk pada lututnya.
  2. Kaki yang digunakan untuk menahan bola diputar keluar sehingga kaki bagian dalam menghadap ke arah datangnya bola.
  3. Kaki yang digunakan untuk menahan bola digerakkan ke depan  dan pada saat akan menyentuh bola , kaki ditarik kembali ke belakang.
  4. Bola dihentikan di samping kaki tumpu bagian dalam.
B. Menahan bola dengan kaki bagian luar
Pelaksanaan teknik:
  1. Kaki tumpu menghadap ke arah datangnya bola dan diletakkan ke belakang, lutut ditekuk.
  2. Pergelangan kaki yang digunakan untuk menghentikan bola, diputar ke dalam sehingga kaki bagian luar menghadap ke arah datangnya bola.
  3. Ketika bola datang, bola ditarik ke belakang.
  4. Bola dihentikan di samping kaki tumpu bagian luar.
Kesimpulannya bahwa teknik dasar sepak bola harus dikuasai oleh seorang pemain bola sehingga sepak bola dapat dimainkan dengan benar dan jika latihan terus-menerus maka kemampuan teknik sepak bola akan terus meningkat.

Selasa, 04 Oktober 2016

Ibu Guru MI Ini Antarkan Siswanya Juara Badminton

Ratih Agnityas WulandariGuru Madrasah Ibtidaiyah Thoriqotul Islamiyah Desa Luwang, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati ini tergolong pemberani. Ketika menurutnya terjadi ketidakadilan menimpa salah satu anak didiknya, ia tanpa ragu mendobrak birokrasi. Dengan percaya diri, guru muda ini menghadapi pejabat yang melakukan diskriminasi.
Siapa gerangan guru muda pemberani itu? Dialah Ratih Agnityas Wulandari, guru yang selama 12 tahun telah jatuh bangun dalam mendidik anak bangsa. Perempuan kelahiran Pati, 5 Agustus 1983 ini mengajar di MI tersebut sejak 2004 hingga kini. Bagaimana kisah ibu guru yang menginspirasi ini melawan tindak diskriminasi?
Ratih, sapaan akrabnya, memulai kisahnya melawan ketidakadilan sejak tahun 2013. Ketika itu, ia memiliki anak didik yang hobi berolahraga. Saking rajinnya berlatih, siswi ini sejak usia dini berprestasi di cabang bulutangkis tunggal putri. Beberapa kali ia menggondol piala juara pertama. Dialah, Faza Mantasya.
“Saat itu, siswi kami yang hobi main badminton ini ingin ikut serta di ajang POPDA dan O2SN. Lalu, saya cari tau untuk bisa daftar lomba tersebut. Ketika kami mau mendaftar, kami ditolak panitia,” ujar Ratih.
Alasannya, lanjut Ratih, siswa MI tidak bisa ikut lomba lantaran tidak tertera dalam petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga. “Kami pun diam,” ujarnya pilu.
Setahun kemudian, tepatnya pada 2014, Ratih mendaftarkan kembali anak didiknya tersebut. Rupanya, aral masih saja melintangi langkahnya. Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan (UPT Disdik) Kecamatan Tayu mengatakan, jika ingin ikut POPDA harus membayar iuran terlebih dahulu.
“Kami pun bayar kepada Ketua K3S Kecamatan Tayu sebesar 550.000 rupiah. Lagi-lagi kami kaget. Sebab, begitu sampai di ruang seleksi, kami tidak diperbolehkan ikut lomba. Mereka bilang, MI belum iuran. Lalu kami tunjukkan kuitansi. Mereka berkilah lagi, ini khusus SD katanya,” ungkap Ratih.
Ia bersama timnya pun pulang dengan tangan hampa. Tahun ketiga, tepatnya pada Mei 2015, Ratih kembali mendaftar pada seleksi O2SN. Meski ditolak panitia, tetapi Kepala UPT Disdik Kecamatan Tayu, Diyono, memberi kesempatan kepadanya untuk mendaftar.
Lalu, pada Oktober 2015, panitia POPDA Kecamatan Tayu mengadakan seleksi POPDA tingkat kecamatan. “Kami pun mendaftar kembali dengan membawa uang iuran. Tapi ditolak. Kali ini dengan alasan harus bayar 12.000 rupiah kali jumlah siswa kali seluruh MI se-kecamatan,” paparnya.
Jika MI-nya saja yang membayar, kata Ratih, maka tidak boleh. Harus sekecamatan. “Tentu, itu membebani kami dan sulit dipenuhi. Akhirnya gagal lagi. Tapi saya nggak putus asa. Saya lobby terus. Saya memohon kepada ketua panitia lomba, tapi saya tetap ditolak,” ujarnya tegar.

Curhat via Medsos

atih Agnityas Wulandari (kanan) dalam sebuah acara bersama para guru
Ratih Agnityas Wulandari (kanan) dalam sebuah acara bersama para guru


















Ratih pun tak kehilangan akal. Setelah usaha kerasnya “membentur” dinding birokrasi, ia pun mencurahkannya ke media sosial yang dimilikinya. “Waktu saya berkeluh kesah di Facebook, beberapa hari kemudian saya diwawancarai wartawan. Akhirnya, termuat di media online dan cetak,” tutur Ratih.
Rupanya, kejutan demi kejutan dialami Ratih. Dengan sekejap, kehidupannya berubah. Ia di caci-maki oleh panitia POPDA dan teman-temannya. “Saya dianggap lancang dan kurang ajar karena berani mengungkap kasus ini,” kata alumnus PGMI IAIN Walisongo Semarang ini.
Lima hari setelah tayang di media cetak, banyak tamu yang berkunjung di madrasah untuk menemuinya. “Dari berbagai media cetak hingga Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Pati,” ujar guru enerjik bernama lengkap Ratih Agnityas Wulandari ini.
Pasca-kunjungan anggota dewan, lanjut Ratih, dirinya dipanggil di kantor UPT Disdik Kecamatan tayu, tepatnya pada 12 Desember 2015. Meski perihal di suratnya tertulis membahas POPDA 2016, tetapi ia justru dimaki oleh ketua panitia Popda. “Puas. Sudah puas ya membuat begini,” ungkap Ratih menirukan mereka.
Ratih mengaku, dirinya bahkan ditunjuk-tunjuk oleh Ketua K3S. “Pokoknya saya diintimidasi. Tapi saya tersenyum aja, tidak membalas beliau-beliau yang lagi emosi,” tandas guru muda yang nekat ini.
Ditanya tentang siapa yang mendorong dan memotivasi dirinya berani mendobrak birokrasi untuk memperjuangkan anak didik, Ratih menjawab dirinya tidak tahan atas perlakuan diskriminatif bagi madrasah. “Saya modal nekat aja. Apapun rintangan yang menghadang,” tegasnya.
Setelah mereka puas bicara di forum tersebut, tibalah saatnya mereka membuat perhitungan. Ratih ditawari sebuah solusi. Yaitu, siswanya akan dijadikan wakil kecamatan melaju ke kabupaten tanpa seleksi. Dan permasalahan dianggap selesai.
Rupanya, Ratih tidak terpukau iming-iming tersebut. Ia keukeuh menolak solusi tersebut. “Bagiku belum selesai. Karena tujuan saya berjuang bukan untuk siswa saya saja. Tapi untuk anak-anak MI semua,” tegasnya.
Ratih hanya minta supaya tahun depan, MI diikutsertakan dengan syarat yang tidak memberatkan. Awalnya mereka tidak menyepakati permohonan Ratih. “Tapi ketika saya tetap nggak mau penawaran mereka, baru mereka berubah,” ujarnya bangga.
Akhirnya, perjuangan Ratih berbuah manis. Faza yang mendapat gelar Juara II “Sampang Cup” di Madura Oktober 2015 silam itu berhak melaju ke POPDA tingkat kabupaten pada Februari 2016. Anak kelas V MI ini juga memboyong piala Juara I “Bupati Cup” pada turnamen yang dihelat pada 28-30 Desember 2015 lalu. [Musthofa Asrori]

Sumber  : http://madrasah.kemenag.go.id/profil/sosok/503/ibu-guru-mi-ini-antarkan-siswanya-juara-badminton.html

Kebangkitan Madrasah, Madrasah Lebih Baik

Kebangkitan Nasional ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Melalui Boedi Oetomo inilah pendidikan Indonesia bangkit. Spirit inilah yang harus terus dibangkitkan dalam setiap kali memperingati hari Kebangkitan Nasional.
Kebangkitan adalah semangat untuk menjadi lebih baik dalam menyongsong masa depan yang lebih baik pula. Dalam sejarah pendidikan Indonesia—madrasah, sebagai institusi pendidikan yang tua, setelah pesantren, di bawah naungan Kementerian Agama—baru ‘berasa’ mendapatkan pengakuan dari pemerintah setelah dimasukkan dalam UU Sisdiknas 2003.
Bahkan, setelah itupun, dalam kenyataannya perlakuan tidak samapun masih menimpa madrasah. Contoh yang masih hangat di ingatan adalah ‘dibegalnya’ siswa-siswa MI Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, MI Al Bidayah, Desa Candi, Bandungan, dan MI Wonokasihan, Desa/Kecamatan Jambu (Suara Merdeka, 11/03/15) untuk melaju OSN (Olimpiade Sains Nasional) ke tingkat Provinsi. Alhamdulillah-nya, protes keras atas kasus ini, membuka pikiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan untuk mengumumkan bahwa OSN dibuka untuk semua siswa (Suara Merdeka, 12/3/15).
Siswa Madrasah
Siswa Madrasah. Photo: DWCorp
Masuknya madrasah di dalam UU Sisdiknas 2003 memberikan angin segar bagi pengembangan dan bangkitnya madrasah. Dari tahun ke tahun, citra madrasah mulai membaik. Inilah yang diungkapkan oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (LHS), ketika berbincang dengan penulis, setelah acara pembukaan Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) I di Lapangan Tembah Akmil Magelang (12/05/15).
LHS mengungkapkan bahwa PPMN I harus menjadi momentum kebangkitan madrasah. Menurutnya, indikator-indakator kebangkitan madrasah yang nyata adalah pertama, mulai membaiknya citra madrasah di publik. Kini, banyak orangtua yang mempercayakan pendidikan anak-anaknya di madrasah. Akhirnya, madrasah-madrasah (baik yang negeri maupun swasta) kini menolak calon peserta didik karena terbatasnya daya tampun ruang kelas.
Kedua, capaian-capaian prestasi akademik maupun non akademik siswa-siswi madrasah, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Tahun ini tercatat ribuan siswa-siswi madrasah Aliyah telah diterima di Perguruan Tinggi Negeri ternama, seperti UI, UGM, UNY, ITB, IPB, ITS dan UNDIP. Sebelum tahun 2000-an, sudah mendapatkan kenyataan yang seperti ini. Untuk non akademik misalnya, Bahana Swara Marching Band Madrasah Salafiyah menyebet juara untuk beberapa kategori dalam Kejuaraan Nasional Hamengku Buwono Cup 2015 (Suara Merdeka, 19/05/15). Dan masih banyak lagi deretan daftar prestasi akademik dan non akademik siswa-siswi madrasah tingkat nasional maupun internasional.

Modal Kebangkitan Madrasah

Kenyataan-kenyataan tersebut menjadi alasan yang kuat bagi LHS untuk mengajak masyarakat madrasah bangkit, bangkit untuk menjadi “madrasah lebih baik#lebih baik madrasah” sebagaimana motto yang sering didengungkan selama ini. Madrasah sudah memiliki modal yang kuat untuk bangkit. Modal sejarah, bahwa madrasah adalah akar pendidikan Indonesia yang sudah banyak berkontribusi pembangunan karakter bangsa dan negara. Modal sejarah itulah yang kemudian membangkitkan modal semangat untuk berprestasi dan belajar.
Penulis pernah berkunjung ke MI Wonokasihan, Desa/Kecamatan Jambu yang salah satu siswanya bernama M. Bahrul Alam, yang terganjal ikut OSN tingkat Provinsi, namun Juara I OSN bidang IPA Tingkat Kabupaten Semarang. Di sana kondisi madrasahnya jauh dari standar nasional—untuk mengatakan masih memprihatinkan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi yang terbatas, semangat belajar dan berprestasi siswa-siswi madrasah tidak bisa dibendung lagi.

Program Kebangkitan Madrasah

Modal untuk bangkit sudah dikantongi madrasah. Pertanyaan berikutnya adalah melalui program apa kebangkitan tersebut adakan diwujudkan? Sejauh diskusi yang pernah penulis lakukan di berbagai pertemuan dengan berbagi stakeholder madrasah ada dua program penting yang mendesak harus segera dilakukan untuk kebangkitan madrasah.
Pertama, kebangkitan kualitas guru. Memang diakui bahwa banyak diskusi tentang mutu pendidikan selalu berpusat pada input sistem, seperti infrastruktur, rasio murid-guru, dan sebagai. Namun dalam beberapa tahun terakhir, perhatian telah bergeser kepada proses pendidikan. Nah, proses pendidikan yang baik akan menghasilkan anak didik yang baik. Untuk menjadi proses pendidikan yang baik, harus dicetak guru-guru yang baik pula.
Mckindsay (2007) mengatakan bahwa The quality of an education system cannot exceed the quality of its teachers(kualitas sistem pendidikan tidak akan melampaui kualitas guru-gurunya). Ini artinya, untuk membangkitkan kualitas madrasah, maka membangkitkan kualitas guru adalah sebuah keniscayaan. Guru yang baik akan memberikan impact yang luas bagi outcomes siswa-siswi.
Kedua, selama ini persoalan penting yang dihadapi madrasah adalah keterbatasan dana. Dana pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Agama untuk lebih dari 75 ribu madrasah di Indonesia masih jauh panggang dari api—untuk mengatakan tidak cukup. Oleh sebab itu, diperlukan aksi-aksi untuk menyakinkan kepada DPR, BAPPENAS dan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan agar anggaran pendidikan untuk madrasah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Sebab harus diakui, madrasah telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pencerdasan bangsa. Bagaimana mungkin hal ini tidak didukung dengan memberikan anggaran dana pendidikan yang layak?
Kiranya dua hal tersebut menjadi langkah awal yang penting bagi kebangkitan madrasah, sebagaimana yang diungkapkan LHS. Semoga. []
Oleh: Hamam Faizin
HAMAM FAIZIN, Kognitariat pada Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama


Sumber : http://madrasah.kemenag.go.id/opini/86/kebangkitan-madrasah-madrasah-lebih-baik.html